TEL AVIV, ISRAEL – – Sistem pertahanan udara Iron Dome Israel diduga mengalami peretasan. Akibat serangan siber tersebut, sejumlah rudal pencegat justru menghantam wilayah Israel sendiri, memperparah konflik bersenjata yang telah berlangsung sejak lima hari terakhir.
Mengutip laporan kantor berita pemerintah Iran, IRNA, video yang beredar luas di media sosial memperlihatkan kegagalan peluncuran rudal Iron Dome.
“Para pengamat mengeklaim sistem Iron Dome telah disusupi, diduga diretas hingga beberapa rudal Israel dialihkan dan menghantam target Israel,” tulis IRNA.
Rekaman warga juga menunjukkan rudal-rudal Iran berhasil menembus sistem pertahanan Israel dengan perlawanan minim.
Serangan Siber Picu Kekacauan
Direktorat Siber Nasional Israel pada Senin mengakui adanya serangan siber yang menyebabkan warga menerima peringatan darurat palsu. Pesan tersebut justru menginstruksikan warga untuk menghindari tempat perlindungan bom umum, yang memicu kepanikan di tengah situasi krisis.
Insiden ini menyoroti kerentanan keamanan siber Israel dalam menghadapi tekanan militer dan digital secara bersamaan.
Korban Berjatuhan dan Imbauan Evakuasi Massal
Konflik yang pecah sejak Jumat telah menimbulkan dampak kemanusiaan besar. Lebih dari 200 orang tewas di pihak Iran, sementara Israel mencatat lebih dari 20 korban jiwa.
Pemerintah Israel juga telah mengeluarkan peringatan evakuasi kepada 330 ribu warga di wilayah pusat Teheran. Area tersebut mencakup markas polisi, kantor televisi nasional, serta tiga rumah sakit besar, termasuk fasilitas milik Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
Pernyataan Trump dan Respons Netanyahu
Presiden Amerika Serikat Donald Trump turut memanaskan situasi lewat pernyataan di media sosial. “Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir. Semua orang harus segera mengungsi dari Teheran!” tulisnya pada Senin malam.
Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Trump telah mempersingkat kunjungannya di KTT G7 di Kanada untuk menangani krisis yang tengah berlangsung.
Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa serangan Israel berhasil menghambat program nuklir Iran.
“Rezim ini sangat lemah,” ujarnya, merujuk pada pemerintahan Iran.
Iran sendiri berkali-kali menegaskan bahwa program nuklir mereka hanya untuk tujuan damai.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyebutkan bahwa Iran memang memiliki cukup uranium yang diperkaya untuk membuat beberapa bom nuklir, namun belum ada bukti aktivitas militer nuklir sejak 2003.
Dunia Khawatir Terjadinya Perang Skala Penuh
Situasi yang terus memburuk ini menimbulkan kekhawatiran global akan pecahnya perang skala penuh antara Israel dan Iran. Serangan siber terhadap sistem pertahanan Israel dan meningkatnya retorika militer dari kedua belah pihak membuat Timur Tengah berada di ambang krisis regional yang lebih luas dan sulit dikendalikan.