BOGOR – Sebuah pabrik percetakan uang palsu yang berlokasi di Kelurahan Bubulak, Kota Bogor, Jawa Barat, digerebek aparat kepolisian.
Dari lokasi tersebut, polisi menyita lebih dari Rp 2,3 miliar uang palsu siap edar dan sejumlah lembar dolar Amerika Serikat (AS) palsu.
Pengungkapan kasus ini bermula dari penemuan tas misterius di gerbong KRL jurusan Rangkasbitung-Tanah Abang, yang ternyata berisi ratusan juta rupiah uang palsu.
Penemuan ini menjadi titik awal penyelidikan yang membawa tim Reskrim Polsek Metro Tanah Abang hingga ke ‘pabrik’ di Bogor.
8 Tersangka Diamankan
Kapolsek Metro Tanah Abang, Kompol Haris Akhmat Basuki, menyatakan bahwa delapan orang ditetapkan sebagai tersangka.
Mereka memiliki peran berbeda, mulai dari pencetak hingga pengedar uang palsu.
Berikut ini adalah dentitas dan peran masing-masing tersangka:
- MS (45) – Mengambil uang palsu yang tertinggal di KRL
- BI (50) – Penjual uang palsu
- E (42) – Penjual uang palsu
- BS (40) – Penjual uang palsu
- BBU (42) – Penjual uang palsu
- AY (70) – Perantara antara produsen dan penjual
- DS (41) – Pencetak uang palsu di Bogor
- LB (50) – Penyedia lokasi percetakan di Bogor
Para tersangka dijerat Pasal 26 UU No. 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang juncto Pasal 244 dan/atau 245 KUHP, dengan ancaman hukuman hingga 15 tahun penjara.
Barang Bukti Berupa Uang Palsu dan Alat Produksi
Dalam penggerebekan tersebut, polisi menyita 23.297 lembar uang palsu pecahan Rp 100 ribu yang jika dikonversi mencapai Rp 2.329.700.000. Selain itu, terdapat juga 15 lembar dolar AS palsu pecahan USD 100 yang turut diamankan.
“Total keseluruhan yang diamankan adalah sekitar 23.297 lembar pecahan Rp 100 ribu dan juga beberapa lembar uang dolar AS yang belum dipastikan keasliannya,” jelas Haris.
Selain uang palsu, polisi juga menemukan kardus berisi kertas cetakan uang palsu yang belum dipotong, serta alat-alat produksi yang digunakan para pelaku.
Polisi kini tengah mendalami jaringan yang lebih luas, termasuk kemungkinan adanya sindikat pemalsuan uang lintas daerah.
Pihak berwenang juga mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dalam menerima uang tunai, terutama menjelang momen-momen besar seperti Idulfitri, saat peredaran uang palsu kerap meningkat.
“Penemuan ini adalah langkah awal. Kami akan terus memburu kemungkinan adanya jaringan lain yang terlibat,” tegas Haris.